Postingan

Hichki (2018) - Menjadi Guru yang di Rindukan

Bollywood selalu punya kesan tersendiri. Kali ini melalui Hichki, yang bercerita tentang sebuah kelas dengan guru nya. Seorang guru dengan syndrome Tourette yang di perankan dengan apik oleh Rani Mukerji. Film ini sebenarnya sudah rilis tahun 2018 silam. Hanya saja saya baru mengingat dan menontonnya beberapa saat yang lalu. Saya memang bukan Bollywood lover, tapi harus saya akui bahwa, banyak film Bollywood yang sungguh menggetarkan hati. Bukan hanya romansa cinta. Tentang persahabatan (Three Idiots) dan tentang sekolah dan anak-anak (Tere Zameen Per) sangat menarik untuk di tonton. Mengangkat tema tentang dunia Pendidikan - yang mungkin sedang in di India sana - dengan penokohan yang unik dan manusiawi. Membuat menonton Hichki serasa emosi di aduk-aduk. Murid - murid Ms. Naina Mathur bikin emosi turun naik, tertawa, kesal, bahkan saya pun ikutan bangga dengan prestasi murid-muridnya. Dari film ini berapa poin yang sangat menarik yaitu peran seornag guru. Baik saya maupu

BUNUH DIRI

Beberapa hari lalu, sebuah feed di Instagram menarik perhatian saya. Sharing session psikologi persembahan dari @te.mali dengan topik bahasan "Cegah Bunuh Diri dengan Kenal Diri" pemateri oleh Nisrina Rizkia (Millenial Life Coach) Latar pendidkan saya bukan psikologi, namun sejak lama saya tertarik dengan bahasan psikologi. Saya mengingat beberapa novel psikologi yang sempat saya baca sejak zaman SMA dulu, diantaranya 24 Wajah Billy karya Daniel Keyes dan Sheila karya Torey Hayden. Entah novel-novel tersebut menggabarkan tentang ilmu psikologi atau tidak, saya tidak tahu. Yang pasti membacanya sangat menarik untuk saya. Belakangan ini saya juga sangat tertarik dengan parenting, yang tentunya berkaitan erat dengan ilmu psikologi. Baru-baru ini kita mendapat kabar duka dari teman kita di salah satu universitas bergengsi di Indonesia, mengenai kasus bunuh diri.

Rindu....

hai, aku rindu aku rindu pembicaraan kita tentang hal-hal sepele yang kita bicarakan mejadi seru tentang diskusi berat kita yang menjadi menarik sungguh... aku rindu aku harap, kesibukanmu disana tak menjadikanmu lupa, akan keberadaanku disini (from me to you)

What I really want

Actually, seeing him go to somewhere I haven't go before is hurting me. Especially that place I really want to go. Felling sad because only him there, without me. Honestly, it's not really hurting me. I have been goes to some places that make me amazed. I have been does solo traveling what make me felling "nano-nano", do some thing that make me fly high then nausea. So, what for I jealous for him? Maybe because is no me on him side. What I haven't go before, and what I really I plan to do is go to country when winter season. Fell the snow. But when I think it deeply, what I really want is, go there with someone I want to spend my whole life.  what I really want to do is, traveling with my husband. till this seconds I hope you are be my husband, I hope you think the same. note: I wanna go to Baluran with YOU <3 p="">

Kamu Tau Diri gak sih?

tau gak sih kamu??? aku itu sayang bgt sama kamu, dan aku mempersiapkan kemungkinan2 buat kita, bahkan kemungkinan terburuk sekalipun, aku mempersiapkan diri utk merawat kamu kalo sakit aku mempersiapkan diri utk ditinggal jauh kalo kamu harus pergi jauh untuk kita bahkan, aku mempersiapkan diri utk kamu tinggal selamanya tapi... aku tidak mempersiapkan diri untk km bohongin, selingkuhin ato bentuk2 pengkhianatan lainnya aku tidak mempersiapkan diri utk itu, TIDAK!! kamu tau gak sih? bahkan disaat kamu bilang "saat ini aku pingin sendiri" aku masih berharap banyak sama kamu, masih ngipasin kata2 yg dlu sempat kamu ucapkan, tentang harapan2 kamu. tpi... dalam harapan2 kamu yg dlu itu, ada aku gak sih? sakit memang, saat kamu bilang "ingin sendiri dlu" bagi aku kata2 itu terdengar seperti, "aku ingin bahagia tanpa kamu, dan kamu bahagialah tanpa aku" sayangnya saat ini kebahagiaan aku itu kamu aku masih menuggu, mungkin nanti ketika kam

Hukum Kekekalan Perasaan

walaupun air mata tak lagi menderas, hanya menyisakan tetes perih, namamu masih tersebut dalam do'a, do'a yg masih ku berharap kau dan aku menjadi kita di kemudian hari #ays sore tadi, pembuktian hukum kekekalan perasaan teruji, selama seminggu belakangan ini, perasaan ini up and down gara2 dia, tdi sore, tiba2 ngerasa seminggu belakangan ini lucuuu bgt, jujur sih, aku ngerasa yg salah itu dia, so yg mesti minta maaf itu, ya dia dong, kn dia yg salah to? tpi, mengharapkan dia minta maaf dluan itu, susyah binggitz, hampir2 imposibel, dan dodolnya aku, aku udh tau sifat dia yg kyak gitu, masiiih aja ngarep dia minta maaf, even in the bottom of my heart, yg namanya minta maaf dluan, apa lagi nggk merasa bersalah (egoisme wanita, :D ) gengsi selangit... tpi, entah knapa, cerita ngarep2 gilak aku itu, bikin senyum2 gilak aj, aku ngarep sesuatu yg aku tau mustahil, eh... masih aja ngarep... okeh, hubungan aku malam ini, terakhir udh lumayan lah... dia udh mulai main ke r

Alasan Pembenaran

kita udh baikan, terlepas dari siapa yang duluan bikin masalah, dan siapa yg akhirnya mencairkan suasana. rasanya aku jadi cewek paling dodol sedunia. temen2 deket ku pada bilang "lupakan dia, BELAJAR !!" tpi entah kenapa, selaluuu saja ada pembelaan terhadapnya pembelaan terhadap kedodolanku aku memang masih sayang, sayang banget sama dia tpi, rasa kepercayaan itu, tentunya berkurang "lalu, apa yang kamu pertahankan?" ntahlah... kubiarkan saja krna untuk mengubahnya itu TIDAK MUNGKIN, dia diciptakan MEMANG BEGITU jadi, aku masih bertahan dengan sisa rasa sayang ini disertai dengan terus membela diri, membela diri atas kedodolanku, mencari pembenaran terhadap kedodolanku yang suatu saat aku harap bisa memenuhi tangki 'good bye' ku dan kuharap ketika aku mengatakan selamat tinggal, tidak ada rasa sesal dalam diriku, namun ku berharap dia yg menyesal