The Gift of Imperfection / Tak Apa-Apa tak Sempurna

Judul : The Gift of Imperfection / Tak Apa-Apa tak Sempurna

Penulis : Brene Brown,  Ph.D., L.M.S.W.

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama (2020)

Pernahkah kita khawatir dengan pendapat orang lain terhadap diri kita? Biasanya kita adalah seseorang yang tenang dan terkendali. Menjadi tenang dan terkendali adalah pilihan tepat dalam kehidupan bermasyarakat. Namun pernahkan kita merasakan bahwa menjadi tenang dan terkendali itu membuat kehidpan kita menjadi kurang 'hidup' karena kita terlalu mengkhawatirkan pendapat orang lain. Kita yang biasanya sempurna tanpa cela, suatu hari menunjukkan kekurangan yang sebenarnya lumrah. Tekanan hidup sempurna tersebut membuat kita menjalani hari-hari dibawah bayang bayang pendapat orang sehingga kehidupan kita menjadi kurang bermkna.

Agak sulit memahami buku ini,  pemilihan kata-katanya menurut saya kurang pas, entah dikarenakan beberapa istilah lbih populer jika tetap menggunakan bahasa aslinya atau bisa jadi saya pribadi yang kurang familiar dengan rangkaian kata pada buku. Saya akui ini adalah salah satu dari beberapa buku pengembangan diri yang terjemahan yang pernah saya baca. Sepertinya menterjemahkan buku self-improvement memang lebih sulit dikarenakan adanya unsur personal penulis yang pada bagian ini mungkin memerlukan prhatian yang lebih dalam proses alih bahasanya.

Terlepas dari usaha memahami isi buku ini, pembahasannya menarik.  Penulis menceritakan pengalaman pribadinya terkait ketidaksempurnaaan. Bagaimana penulis berdamai dengan kekurangannya. Saya dapat merasakan bahwa penulis tidak menggurui pembaca dalam bukunya, penulis lebih seperti bercerita dan berbagi pengalaman proses berdamai dengan dirinya.

Bab-bab awal terlalu teoritis sehingga menjadi membosankan. Namun ketika memasuki bab-bab practice pada bab Tiang Petunjuk, saya mulai setuju akan label Best Seller yang disematkan pada buku ini. Pada bab-bab ini (ada 10 bab) dibahas bagaimanaagar kita dapat menjalani Hidup Sepenuh Hati, setiap Tiang Petunjuk menjelasakan definisi, kemudian ada bagian Menggali Dalam Dalam, bagian ini adalah petunjuk praktis bagi yang ingin mencoba Hidup Sepenuh Hati.

Well, overall buku ini cock dibaca bagi tabg sedang mencari referensi cara Hidup Sepenuh Hati, dalam artian hidup menjadi diri endiri tanpa khawatir akan tuntutan dunia bahwa kita harus tampil sempurna. Kita masih layak menjadi bagian masyarakat tanpa kesempurnaan yang melelahkan. Bagi saya pribadi, untuk memahami buku ini tidak dapat dilakukan dengan membacanya sekali aja, diperlukan membaca ulang terutama pada bab yang kita butuhkan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak Kantoran, Perjalanan Memaknai Hidup Dewasa Muda di Dunia Kerja - Samuel Ray

Harbin / 하얼빈

Toxoplasma gondii