Tsuru
Zaman
dahulu kala disebuah hutan dibagian barat samudra hiduplah seekor bangau Merah.
Bangau Merah hidup dengan penuh keceriaan, seluruh penghuni hutan tak pernah
melihatnya tanpa senyum di wajah, selalu terbang lincah menjelajahi hutan
hingga kepelosok terpencil tak terjamah. Suatu hari Bangau Merah memutuskan
untuk terbang lebih jauh. Mencoba menjelajahi hutan dibagian ujung timur
samudra. Maka terbanglah Bangau Merah meninggal tanah kelahirannya.
Hutan Timur
ini menyenangkan bagi Bangau Merah. Bertemu teman-teman baru,
pengalaman-pengalaman baru, serta tempat-tempat indah yang tak kalah seru
dibandingkan hutan kelahirannya. Di
hutan ini, Bangau Merah bertemu Bangau Putih yang ternyata dulu pernah tinggal
di hutan yang sama dengan Bangau Merah, Hutan Barat. Bangau Putih bermigrasi ke
Hutan Timur satu dekade yang lalu saat kebakaran yang terjadi di Hutan Barat.
Hingga saat itu Bangau Putih tinggal di Hutan Timur.
Tak
menyangka berasal dari tanah kelahiran yang sama tanpa mengetahui masa kecil
masing-masing membuat mereka tertawa. Saling mengenang masa kecil masing-masing
yang tak saling mengetahui membuat mereka lebih dekat. Persahabatan Bangau
Merah dan Bangau Putih terjalin. Berbagi cerita tentang tanah kelahiran serta
rencana-rencana perjalanan menuju tempat-tempat indah membuat persahabatan
meraka bertambah erat.
Bangau
Merah dan Bangau Putih menghabiskan waktu bersama dengan menjelajahi hutan,
terbang jauh hingga menggapai batas tepi samudra. Menjelajahi tempat-tempat
indah. Bersama. Mereka bahagia.
Suatu hari,
terbitlah kabar angin. Akhir-akhir ini Bangau Putih sering mengunjungi Bangau
Emas
. Bangau Cantik dari Hutan Seberang Sungai. Dalam hati, Bangau Merah
bertanya-tanya, mengapa Bangau Putih tak pernah bercerita tentang Bangau Emas.
Bukankah mereka berteman? Akan tetapi Bangau Merah diam saja, mungkin bangau
Putih memiliki alasan mengapa dia belum menceritakan tentang bangau Emas. Beberapa
hari lagi mereka pasti bertemu, janji menjelajahi Hutan Bambu indah tak mungkin
terlewati, mereka telah mempersiapkannya jauh-jauh hari. Mungkin saat ini
Bangau Putih memiliki urusan mendesak lain sehingga janji menjelajah kali ini
terlewati. Namun penjelajahan menuju Hutan Bambu tak mungkin terlewatkan.
Sabar, beberapa hari lagi mereka pasti bertemu. Perjalanan seru mereka tinggal
beberapa hari lagi.
Akhir-akhir
ini Bangau Putih memang jarang mengunjungi Bangau Merah. Sekian janji
menjelajah terlewati. Mungkinkah luka sayap Bangau Putih akibat perjalanan
setahun silam terbuka lagi? Kawatir dengan keadaan Bangau Putih, Bangau Merah
memutuskan mengunjungi Bangau Putih. Diperjalanan Bangau Merah berpapasan
dengan Bangau Putih yang saat itu sedang terbang bersama Bangau Emas. Mereka
tampak ceria terbang bersama.
Melihat
Bangau Putih baik-baik saja, Bangau Merah lega sekaligus kecewa. Mengapa Bangau
Putih tidak lagi mengunjunginya, tak lagi memberi kabar? Bukankah dua hari lagi
mereka akan menjelajahi Hutan Bambu indah itu?
Keesokan
harinya, Bangau Putih mengunjungi Bangau Merah, mengatakan maaf selama ini
tidak sempat mengunjungi Bangau Merah karena Bangau Putih menemani Bangau Emas.
Dan sepertinya perjalanan mereka menuju Hutan Bambu tak dapat terlaksana,
karena bangau Putih tidak bisa meninggalkan Bangau Emas sendirian yang tak bisa
terbang jauh. Bangau Merah hanya bisa terdiam. Menatap Bangau Putih terbang
menjauh.
Hari dimana
seharusnya Bangau Merah dan Bangau Putih terbang bahagia menjelajahi Hutan
Bambu. Hanya tampak Bangau Merah mengepakkan sayap menuju utara, menuju Hutan
Bambu, terbang sendiri bersama air mata yang akhirnya disaksikan hutan.
Komentar
Posting Komentar